Sejarah/Asal usul
Pada zaman dulu masyarakat setempat mempercayai adanya animisme, animisme merupakan sebuah kepercayaan masyarakat terhadap adanya sosok makhluk halus atau ghoib, di suatu tempat yang bernama oro-oro atau tanah terbuka di dekat Batu Dampit tersebut ada kelir wayang kulit dan seperangkat gamelan, akan tetapi kelir wayang kulit dan seperangkat gamelan itu merupakan barang gaib milik makhluk halus dan pada hari-hari tertentu kelir wayang dan seperangkat gamelan itu diperlihatkan di tanah terbuka atau oro-oro. Apabila masyarakat meminjam secara batin, maka kelir wayang kulit dan seperangkat gamelan diperlihatkan atas se izin makhluk ghaib tersebut, dan akhirnya bisa dipinjam oleh masyarakat, tetapi dengan syarat kelir wayang kulit dan seperangkat gamelan tidak boleh dinodai dengan kotoran ayam. Hal ini dikarenakan jika terkena kotoran ayam, maka kelir wayang kulit dan seperangkat gamelan itu tidak boleh dipinjam lagi oleh manusia.
Pada waktu dulu bisa dipinjam berulang-ulang, tetapi ada sekelompok masyarakat mencoba mengotori dengan kotoran ayam kelir wayang kulit dan seperangkat gamelan milik mahkluk gaib itu, maka mahkluk gaib itu marah,akhirnya kelir wayang kulit dan seperangkat gamelan itu tidak boleh dipinjam sampai sekarang. Oleh sebab itu pengambilan nama Desa Klero diambil dari sejarah adanya kelir di oro-oro sehingga tempat itu dinamakan Klero atau desa Klero.